Prevalensi Gangguan Kognitif pada Pasien dengan Gangguan Penggunaan Zat
Abstrak
Pendahuluan dan Tujuan
Gangguan kognitif dalam gangguan penggunaan zat memprediksi hasil pengobatan dan diasumsikan berbeda antara zat. Mereka sering tidak terdeteksi, sehingga penelitian saat ini berfokus pada prevalensi dan perbedaan fungsi kognitif di seluruh zat melalui layar kognitif pada tahap awal pengobatan kecanduan.
Desain dan Metode
Penilaian Kognitif Montreal diberikan kepada pasien rawat jalan yang mencari pengobatan untuk gangguan penggunaan zat. Karakteristik pasien (usia, tahun penggunaan rutin, penggunaan polysubstance, keparahan ketergantungan / penyalahgunaan, depresi, kecemasan dan stres) juga diperhitungkan.
Hasil
Sebanyak 656 pasien dimasukkan (n = 391 alkohol bekas, n = 123 ganja bekas, n = 100 stimulan bekas dan n = 26 opioid bekas). Prevalensi gangguan kognitif adalah 31%. Pasien yang menggunakan alkohol memiliki skor total dan domain memori yang lebih rendah daripada mereka yang menggunakan ganja. Pasien yang menggunakan opioid mendapat skor lebih rendah pada kemampuan visuospatial dibandingkan mereka yang menggunakan ganja atau stimulan. Pasien yang lebih muda mendapat skor lebih tinggi daripada pasien yang lebih tua. Tidak ada efek yang ditemukan untuk karakteristik lain yang diselidiki.
Diskusi dan Kesimpulan
Mengingat tingginya prevalensi gangguan kognitif, skrining standar pada tahap awal pengobatan penting untuk menentukan jalannya pengobatan dan memaksimalkan hasil pengobatan. Perhatian diperlukan dalam menafsirkan hasil tentang opioid karena kurang terwakilinya kelompok pasien ini, dan penelitian lebih lanjut diperlukan tentang pengaruh usia pada kinerja Penilaian Kognitif Montreal.