Asosiasi Legalisasi Ganja Rekreasi dengan Penggunaan Ganja Ibu pada Periode Prakonsepsi, Prenatal, dan Postpartum
Abstrak
Pentingnya: Studi terbaru telah mengungkapkan peningkatan penggunaan ganja tingkat populasi setelah legalisasi ganja rekreasi. Namun, hubungan legalisasi ganja dengan penggunaan ganja ibu selama tahap kehidupan penting masih belum diketahui.
Tujuan: Untuk menyelidiki hubungan legalisasi ganja rekreasi dengan penggunaan ganja ibu selama periode prakonsepsi, prenatal, dan postpartum.
Desain, Pengaturan, dan Peserta: Studi cross-sectional berulang ini menggunakan data tingkat negara bagian pada wanita yang melahirkan bayi hidup di AS dari Sistem Pemantauan Penilaian Risiko Kehamilan dari Januari 2004 hingga Desember 2018. Data dari 2 negara bagian yang telah melegalkan ganja rekreasi (Alaska dan Maine) dan 2 negara bagian yang belum melegalkan ganja rekreasi (New Hampshire dan Vermont) digunakan. Wanita menyelesaikan survei 2 hingga 6 bulan setelah melahirkan, melaporkan penggunaan ganja prakonsepsi, prenatal, dan pascapersalinan.
Paparan: Legalisasi ganja rekreasi negara.
Hasil dan Ukuran Utama: 3 hasil utama adalah penggunaan ganja yang dilaporkan sendiri selama 12 bulan sebelum kehamilan (prakonsepsi), selama kehamilan (prenatal), dan 2 hingga 6 bulan setelah kehamilan (pascapersalinan). Analisis perbedaan-dalam-perbedaan digunakan untuk membandingkan perubahan prevalensi penggunaan ganja ibu selama setiap periode sebelum dan sesudah legalisasi ganja rekreasi negara bagian, mengontrol karakteristik ibu (usia, ras/etnis, tingkat pendidikan, pendapatan, merokok, dan menyusui) dan efek tetap negara. Bobot survei khusus negara bagian digunakan.
Hasil: Sampel analitik meliputi 23.082 wanita pada periode prakonsepsi, 23.859 pada periode prenatal, dan 26.610 pada periode pascapersalinan. Dalam setiap analisis, sebagian besar wanita menikah (kisaran di antara semua kelompok, 63,9%-64,8%), berusia 25 hingga 34 tahun (prakonsepsi, 55,4%; prenatal, 55,9%; pascapersalinan, 56,1%), dan memiliki pendapatan rumah tangga tahunan kurang dari $50.000 (prakonsepsi, 55,7%; prenatal, 56,3%; pascapersalinan, 55,5%). Dalam analisis yang disesuaikan, penggunaan ganja prakonsepsi dan pascapersalinan meningkat secara signifikan di negara bagian yang telah melegalkan ganja rekreasi dibandingkan dengan negara bagian yang belum melegalkannya (perbedaan risiko prakonsepsi, 0,0457 [95% CI, 0,0013-0,0900]; P = 0,04; perbedaan risiko pascapersalinan, 0,0539 [95% CI, 0,0259-0,0818]; P < .001). Perbedaan risiko untuk penggunaan ganja prenatal tidak signifikan (0,0070; 95% CI, −0,0120 hingga 0,0260; P = .47).
Kesimpulan dan Relevansi: Dalam studi cross-sectional berulang ini, legalisasi ganja rekreasi dikaitkan dengan perubahan penggunaan ganja ibu sebelum dan sesudah kehamilan. Temuan ini menunjukkan bahwa studi di masa depan harus melakukan pendekatan interdisipliner untuk memaksimalkan manfaat dan penerapan temuan untuk sektor kesehatan masyarakat, perawatan kesehatan, dan kebijakan di masa depan.