Risiko kecanduan media sosial, harga diri dan kontrol diri pada siswa sekolah menengah
RINGKASAN
Tujuan: Untuk menentukan hubungan antara risiko kecanduan jejaring sosial, harga diri dan pengendalian diri pada siswa kelas 4 dan 5 dari tingkat menengah lembaga pendidikan publik di Metropolitan Lima. Bahan dan metode: Sampel terdiri dari 135 siswa berusia antara 14 dan 16 tahun. Instrumen yang digunakan adalah Social Media Addiction Questionnaire (CARS), Coopersmith Self-Esteem Questionnaire dan Child and Adolescent Self-Control Questionnaire (CACIA). Hasil: Ditemukan bahwa ada hubungan terbalik yang signifikan antara risiko kecanduan jejaring sosial, harga diri dan kontrol diri (r = -.287; p = .001 dan r = -.288; p = .001; masing-masing), yaitu, semakin rendah harga diri dan kontrol diri, semakin besar risiko kecanduan jejaring sosial. Kesimpulan: ketika siswa menunjukkan rasa tidak aman, isolasi, sedikit kontrol diri atas perilaku mereka, semakin besar risiko kecanduan jejaring sosial.
ABSTRAK
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara risiko kecanduan jejaring sosial, harga diri dan pengendalian diri pada siswa kelas 4 dan 5 sekolah menengah atas dari sebuah lembaga pendidikan publik di Metropolitan Lima. Metode: Sampel terdiri dari 135 remaja berusia antara 14 dan 16 tahun. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner kecanduan jejaring sosial (CARS), kuesioner harga diri Coopersmith dan kuesioner kontrol diri bayi dan remaja (CACIA). Hasil: Dalam hasil ditemukan bahwa ada trade-off yang signifikan antara risiko kecanduan jejaring sosial, harga diri dan kontrol diri (r =-. 287; p =,001 dan r =-. 288; p =. 001; masing-masing), Artinya, untuk menurunkan harga diri dan pengendalian diri, lebih besar risiko kecanduan jejaring sosial. Kesimpulan: Para siswa menunjukkan rasa tidak aman, isolasi, kontrol diri yang rendah atas perilaku mereka, semakin besar risiko kecanduan jejaring sosial.