Pelatihan Video dengan Umpan Balik Rekan dalam Konsultasi Real-Time: Akseptabilitas dan Kelayakan dalam Pengaturan Praktik Umum
Abstrak
Tujuan: Sejak bertahun-tahun, pengajaran dan pelatihan dalam keterampilan komunikasi adalah landasan dalam kurikulum pendidikan kedokteran. Meskipun rekaman video dalam konsultasi real-time diharapkan berkontribusi positif pada proses pembelajaran, penelitian tentang topik ini langka. Studi ini akan fokus pada kelayakan dan penerimaan rekaman video selama pertemuan pasien real-time yang dilakukan oleh peserta pelatihan dokter umum (GP).
Metode: Pertanyaan penelitian utama membahas pengalaman (didefinisikan sebagai kelayakan dan penerimaan) peserta pelatihan GP dalam pelatihan kejuruan yang direkam video dalam praktik umum. Pertanyaan penelitian kedua membahas penilaian pelatihan ini. Prosedur pelatihan rekaman video dikembangkan, disempurnakan dan divalidasi oleh Praktik Pengajaran Akademik Leuven sejak tahun 1974 (Fakultas Kedokteran Universitas Leuven). Penelitian ini ditetapkan sebagai survei cross-sectional tanpa tindak lanjut. Langkah-langkah hasil didefinisikan sebagai 'kelayakan dan penerimaan' (pengalaman peserta pelatihan) dari pelatihan yang direkam video dan didekati oleh kuesioner terstruktur dengan kesempatan untuk menambahkan komentar teks gratis. Sampel yang diteliti terdiri dari semua peserta pelatihan tahap pertama dari GP Master 2011-2012 di University of Leuven.
Hasil: Hampir 70% dari peserta pelatihan positif tentang konsultasi rekaman. Namun demikian, lebih dari 60% percaya bahwa pasien merasa tidak nyaman selama pertemuan yang direkam video. Hampir 90% melihat peningkatan keterampilan komunikasi sendiri melalui pengamatan dan evaluasi. Sebagian besar siswa (85%) mengalami masalah logistik sebagai penghalang utama untuk melakukan konsultasi video secara teratur.
Kesimpulan: Studi ini meletakkan batu fondasi untuk eksplorasi lebih lanjut dari pelatihan video dalam konsultasi real-time. Baik siswa maupun guru di lapangan mengakui bahwa kekuatan pencitraan diremehkan dalam pelatihan keterampilan komunikasi dan kejuruan. Pengembangan materi dan protokol pendukung akan menurunkan ambang batas.
Implikasi praktik: Investasi waktu untuk guru dapat ditempa dengan membawa siswa ke tutor sebaya dan dengan penjadwalan pelatihan video yang akurat. Pengembangan materi dan protokol pendukung akan menurunkan ambang batas. Penelitian lebih lanjut akhirnya harus fokus pada kemanjuran dan efisiensi jangka panjang dalam hal hasil belajar dan pada fasilitasi proses teknis.