Efek Vitamin Antioksidan Makanan pada Fungsi Paru-Paru Sesuai Dengan Status Gender dan Merokok di Korea
Abstrak
Tujuan: Stres oksidatif yang disebabkan asap rokok memainkan peran penting dalam patogenesis penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Antioksidan makanan dianggap mencegah kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh asap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara fungsi paru-paru dan konsumsi vitamin antioksidan pada orang dewasa Korea.
Metode: Secara total, 21148 peserta dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional Korea (2007-2014) dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan riwayat merokok dan jenis kelamin. Model regresi multivariat digunakan untuk mengevaluasi hubungan antara fungsi paru-paru dan asupan antioksidan makanan.
Hasil: Subjek dalam asupan kuintil tertinggi (Q5) asupan vitamin A, karoten dan vitamin C memiliki volume ekspirasi paksa dalam pengukuran 1 s (FEV1) yang 30 mL, 32 mL dan 36 mL lebih tinggi daripada individu di kuintil asupan terendah (Q1), masing-masing (p untuk tren; p = 0,008, p = 0,010 dan p<0,001, masing-masing). Risiko PPOK untuk perokok pria di Q1 meningkat 7,60 kali lipat (95% CI 5,92 hingga 9,76), 7,16 kali lipat (95% CI 5,58 hingga 9,19) dan 7,79 kali lipat (95% CI 6,12 hingga 9,92), untuk vitamin A, karoten dan vitamin C, masing-masing, dibandingkan dengan non-perokok wanita di Q5. Di antara pasien dengan COPD, pria yang merokok >20 pack-years memiliki pengukuran FEV1 rata-rata yaitu 192 mL, 149 mL dan 177 mL lebih tinggi daripada pasien di Q1 (p untuk tren; p = 0,018, p = 0,024 dan p = 0,043, untuk vitamin A, karoten dan vitamin C, masing-masing).
Kesimpulan: Temuan ini menunjukkan bahwa pengaruh vitamin antioksidan pada fungsi paru-paru tergantung pada jenis kelamin dan status merokok pada populasi PPOK Korea.