Riwayat Keluarga Alkoholisme dan Respon Otak Manusia terhadap Sukrosa Oral
Abstrak
Respons hedonis yang meningkat terhadap rasa manis telah dikaitkan dengan peningkatan preferensi alkohol dan konsumsi alkohol pada manusia dan hewan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memeriksa aktivasi tingkat oksigenasi darah tergantung (BOLD) untuk solusi manis konsentrasi tinggi dan rendah pada subjek yang baik positif (FHP) atau negatif (FHN) untuk riwayat keluarga alkoholisme. Tujuh puluh empat relawan sehat yang tidak mencari pengobatan, direkrut masyarakat, (22,8 ± 1,6 tahun SD; 43% pria) menilai berbagai konsentrasi sukrosa dalam tes rasa dan menjalani pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) selama pengiriman oral air, 0,83 M, dan sukrosa 0,10 M. Sukrosa dibandingkan dengan air menghasilkan aktivasi yang kuat di korteks gustatory primer, insula ventral, amigdala, dan striatum ventral. Subjek FHP menunjukkan aktivasi amigdala bilateral yang lebih besar daripada subjek FHN dalam konsentrasi sukrosa rendah (0,10 M). Dalam analisis sekunder, respons amigdala kanan terhadap sukrosa 0,10 M paling besar pada wanita FHP. Ketika memperhitungkan perbedaan kelompok dalam minuman per minggu, kelompok riwayat keluarga tetap berbeda secara signifikan dalam respons amigdala kanan mereka terhadap sukrosa 0,10 M. Temuan kami menunjukkan bahwa respons otak terhadap sukrosa oral berbeda dengan riwayat keluarga alkoholisme, dan bahwa respons terhadap hadiah utama yang sedikit memperkuat ini mungkin merupakan penanda endofenotipik risiko alkoholisme.
Highlights
Studi pada manusia dan hewan telah menyarankan rasa manis sebagai sifat yang berkorelasi dengan risiko alkohol.
• Sukrosa oral menghasilkan aktivasi BOLD yang kuat dari daerah gustatory dan limbik.
Tanggapan amigdala terhadap sukrosa 0,10 M paling besar pada peminum dengan riwayat keluarga alkoholisme.
Penelitian ini pertama kali menyarankan respons otak endofenotipik terhadap sukrosa pada alkoholisme keluarga.